February 3, 2009

Bila Semua Akan Enak

Aku capek
Sampai kapan harusku tunggu
Semuanya jadi enak
Sampai Kapan
Bila penantian ini akan enak
(Aku tangis dalam diam)

2 comments:

Eva Sardiyanti Sarudin said...

~Hey... kawan, ke mana hilangnya bahasa ibundamu sehingga meminjam kata-kata dari ibundaku...? bahasa sendiri dilupakan, bahasa orang disanjung tinggi... macam ni ke generasi era globalisasi yang dibangga-banggakan tu?

BesaqKichik said...

Assalammualaikum, kawanku juga...

Apa bezanya bahasa Malaysia dan Indonesia...

Kita serumpun...

Jangan diletakkan keterbatasan dalam memahami bahasa ibunda negara lain...

Atau patut Aku katakan MELAYU dalam konteks yang lebih luas agar kau senang untuk fahami...

Kau pelajar penulisan tidakkah kau belajar bagaimana untuk menulis sebelum memahami budaya atau selama ini kau menulis hanya kerana suka-suka...

Tidak pernah Aku lupa bahasa sendiri dan jangan sesekali kau katakan itu... Aku pohon.

Aku menutur bahasa ibuku sejak kecil hingga dewasa kini..

dan Kau... Bahasa apa yang kau tutur, bukankah bahasa ibuku... Kenapa tidak kau tutur saja bahasa ibumu... Tiada seorang pun yang akan salahkan dirimu...

Siapa yang lupa?
Siapa yang berasa bangga?

Bahasa itu ciptaan Allah S.W.T..
Jadi tiada salah bagi Aku untuk tuturkan bahasa apa sekalipun..

Kerana itu proses untuk Belajar.

Jika tidak berpuas hati dengan ulasan Aku ini, kemenangan yang kamu banggakan milik kamu.
(Aku hanya mampu tersenyum)

NOKTAH?